[QS. Ar-Rahman (55) : 13]
Terhitung dari ayat 13, terdapat setidaknya diulang sampai 31 kali. Hal itu merupakan peringatan keras bagi manusia di muka bumi ini, untuk selalu ingat dan mensyukuri atas nikmat yang telah Allah berikan, begitupun dalam kita berdo'a.
Rasulullah SAW. bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
Barangsiapa yang suka ketika Allah mengabulkan do'anya dikala susah dan menderita, maka hendaknya ia juga memperbanyak do'a ketika lapang.
[HR. Tirmidzi, Shahihul Jami’ No. 6290]
Penjelasan dari Syaikh Ali Al-Qari, sesuai dengan perkataan beliau :
ﻣِﻦْ ﺷِﻴﻤَﺔِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟﺸَّﺎﻛِﺮِ ﺍﻟْﺤَﺎﺯِﻡِ ﺃَﻥْ ﻳَﺮِﻳﺶَ ﻟِﻠﺴَّﻬْﻢِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺮَّﻣْﻲِ، ﻭَﻳَﻠْﺘَﺠِﺊَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﺲِّ ﺍﻟِﺎﺿْﻄِﺮَﺍﺭِ
Di antara ciri khas bagi seorang mukimin yaitu sering bersyukur serta memperhatikan panah sebelum melepaskannya, segera kembali kepada Allah sebelum dirinya tertimpa suatu kesusahan.
[Mirqatul Mafatih, 4/1531]
Hendaknya bagi seorang mukmin bukan menjadikan Allah sebagai pelarian dan pilihan terakhir ketika mencapai titik sulit atau susah, namun menjadi pilihan utama ketika berbahagia dan senang.
Sebagai contoh kecil untuk membuat suatu perumpamaan, secara logika sudah tentu kita tidak suka apabila saudara atau keluarga kita hanya datang menghampiri kita pada saat susah atau hanya pada saat butuh bantuan saja, padahala selama ini dia tidak tahu ke mana rimbanya dan tidak pernah mau untuk mendekat sekedar menyambung silaturahmi. Itulan perumpamaan sebagai bahan logika kita untuk berfikir. Sekalipun Allah maha Rahman dan Rahiim, namun alangkah lebih prioritas manakala kita selalu mengingat Allah tidak hanya di saat kita mengalami kesusahan, namun juga mengingat-Nya di saat senang.
Sebagaimana Allah SWT menolong Nabi Yunus A.S. dalam kesusahannya berada di dalam perut ikan, dalam kegelapan dan di tengah-tengah ganasnya lautan. Allah menolongnya karena Nabi Yunus sering mengingat Allah di waktu lapang.
Firman Allah SWT. :
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Maka kalau sekiranya (sebelumnya) dia tidak termasuk orang-orang yang mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).
[QS. Ash-Shaaffaat (37) : 144]
Begitulah peringatan dan petunjuk dari Allah SWT. untuk.kita, agar dapat selamat dan mendapatkan penerang, sehingga kita menemukan moment atau waktu yang tepat untuk mendekat dan berdo'a kepada Allah, sehingga Allah akan segera mengabulkan do'a kita disaat benar-benar terhimpit dan dalam keadaan susah.
 |
rbs.or.id - Do'a yang Mustajab |
Sahabat Rumah Bina Sejahtera yang dirahmati Allah, seyogyanya di waktu lapang dan senang kita sering melakukan shalat malam meminta dan mencari ridha Allah SWT. Banyak bersedekah dan beramal shalih walaupun mungkin menurut kita itu hanya bernilai sedikit. Juga sering membaca Al-Quran disela-sela kesibukan kita menunaikan hak Allah pada zakat, dan lain sebagainya. Yang tidak.kalah pentingnya janganlah lupa beristighfar dan dzikir di mana saja dan kapan saja.
Bagi siapapun yang selalu dan berdo'a kepada Allah, tidak pernah rugi karena apa susahnya hanya berdo'a dan memohon, dan dengan senantiasa berdo'a baik dalam keadaan susah maupun senang akan menjadikan kita senantiasa tawadhu' dan jauh dari kesombongan, karena masih kuat iman kita bah Allah yang mengatur segala di muka bumi ini.
Pada hakikatnya setiap do'a akan ada tiga kemungkinan:
#1, Dikabulkan saat masih hidup,
#2, Disimpan sebagai kebaikan untuk akhirat,
#3, Dijauhkan dari keburukan (misalnya, jika dia berdo'a ingin menjadi kaya raya, namun Allah menahannya karena Allah tahu ia akan sombong dan binasa).
Itulah kasih sayang Allah untuk hambaNya yang sholih dan mukmin agar senantiasa selamat di dunia dan di akhirat kelak.
Tiga kemungkinan do'a seseorang adalah didasarkan kepada sebuah riwayat hadits berikut :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
Abu Sa’id r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda; 'Tidak seorangpun yang berdo'a dengan sebuah do'a yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara : baik dengan disegerakan baginya di dunia (pengabulan do'anya) atau, dengan disimpan baginya (pengabulan do'anya) di akhirat atau, dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.' Lalu Shahabat berkata 'Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak do'a,' Rasulullah menjawab 'Allah lebih banyak (pengabulan doanya)'
[HR. Ahmad, Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, No. 1633]
Kesimpulannya adalah do'a seseorang tidak akan pernah sia-sia, dan Allah menentukan yang terbaik bagi makhlukNya. Dan jika kita menghendaki do'a yang mustajab, maka hendaknya kita perbanyak berdo'a dan berdzikir kepadaNya, selain untuk menjadikan do'a kita mustajab, Allah juga akan menjada diri kita dari sifat sombong dan lupa diri.
Semoga dapat kita ambil pelajaran dan semoga bermanfaat...
0 Response to "Doa yang Mustajab"
Posting Komentar